Selasa, 01 Mei 2012

Demi Apa? Demikian Aku Mencintaimu


Satu - satunya kesalahanku adalah mencintaimu
Kesalahan berlapis yang kusyukuri, karena tak pernah ada penyesalan yang mengikuti. Karena bisa mencintaimu adalah sebuah keajaiban sempurna yang mengakar lekang dalam barisan hari. Hari itu -ketika kita bersama mengucap janji, tunduk teduh pada keakuan hattim detik ini ,dan selamanya, nanti.
Absurd tapi absolut. Begitu mengagumkan kemiripan antara cinta ,dan kegulaan. Dua-duanya serba tak terduga. Rinduku padamu telah membumihanguskan kewarasan, itulah nyatanya. Seperti lilin yang membakar dirinya hingga luluh lantak pada ketiadaan. Menjadi awal seperti sedia kala, senyawa dalam dirinya tanpa api yang berpijar sebagai pengakhirannya.



Aku mencintaimu bukan dalam terang siang. Aku mencintaimu dalam kegelapan, dengan hati sebagai mataku.

Masuklah dalam badai. Setidaknya kita bersama dalam cinta meskipun kepastian masih belum teraba.

Entah sebagai awal atau akhir, aku tetap menginginkanmu sebagai tokoh utama dari setiap inci cerita bahaia ,dan sedihku.

Ini yang tertulis dihatiku, aku mencintaimu. Titik. [tanpa koma]

Di hadapan hatimu aku memilih untuk berserah. Bawalah aku kemana pun cinta menginginkan kita pergi.

Telah kubuka hati untuk mengecap manis-pahit rasamu. Aku bahkan rela menekannya mentah-mentah dalam kesakitanku.

Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu, apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya.

Ini sudah benar-benar dari awal. Aku mencintaimu tanpa tanda tanya.

Pada satu cinta, cerita itu ada. Jika memang begitu seharusnya, kita jalani saja. Bukan semata karena didorong ingin, tapi karena itulah permintaan hati.


[Moammar Emka - Dear You]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar