Kamis, 03 Mei 2012

Disudut Kenangan

Aku melihatmu di sudut kenangan. Kau tersenyum lalu tertunduk; diam. Di sudut kenangan, kita berkenalan dengan rindu. Sementara cinta mengintip dari balik jendela; hati. Kubertahan di sudut kenangan. Membiarkan rindu itu menari pongah dalam kesakitannya. Menarilah, rinduku. Meliuklah sekehendak gerak tubuh membawamu sampai aku menyatu dipeluhmu.

Kata-kata yang tercerai berai menjadi bermakna ketika menyatu. Mari ekspresikan perasaan kita dan terjun bebas bersama-sama.

Karena Tuhan punhya rencana. Kita sudah berusaha, berdoa dan bertawakal saja. Cinta dan penyatuan kita tak akan kemana.

Makanan termanis. Ketika suapan demi suapan langsung dari tanganmu. Dan, mata kita beradu.

Cinta? Tanpa definisi. Yang biasa dan bisa kita lakukan adalah mengekspresikannya. Kasihan cinta kalau harus diartikan ini-itu. Cinta menjadi terisolasi, dan masuk ke dalam kotak!

Love is blind. Karena cinta tidak butuh mata. Kenapa harus menyesal saat cinta putus. Ambil nilai terindahnya aja. Lupakan sisi pahitnya. Cintra akan menjadi lebih berharga maknanya.

Jatuh dan putus cinta. Bayangkan dua kata sebelumnya tak pernah ada. Hanya cinta. "Tanpa sebab rasa itu jatuh kepadamu".

Dan biarpun berkelana sejauh udara berhembus, ia akan menghampiri jiwa jiwa yang dahaga dan mendamba; cinta itu.

Karena aku bersalah, aku tak berhak mengharapkan apa-apa. Hanya satu damba jika itu kamu izinkan: selain baikmu, aku tak ingin apa-apa.

[Moammar Emka - Dear You]

Selasa, 01 Mei 2012

Berdiri aku tak mampu, tapi akukan terus bersandar pada-Mu..

Lelah kaki melangkah, sesak nafas ini, dan penat kepala ini. Berdiripun aku tak mampu apalagi berlari, hanya bersandar kepada-Nya lah yang aku mampu. Segar rasanya tubuh ini kala kubersuci, damai dan tenang saat tubuh ini aku sujudkan kepada-Nya.
Semua beban ini hilang menuju jalan keluarnya masing-masing. "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar" itulah bentuk rasa syukurku atas pertolongan-Nya.


Aku percaya Allah tak akan memberi hamba-Nya ujian diluar kemampuannya. Percayalah apa yang terjadi dalam hidup ini adalah suatu pelajaran ,dan pembekalan untuk di alam akhirat nanti. Apa yang kita punya di dunia ini hanya bersifat sementara, maka dari itu selagi kita masih 'punya' tidak ada salahnya untuk berbagi kepada sesama.


Banyak sebagian manusia mengeluh saat ia sedang diuji. Mengeluh merupakan hal yang wajar, akan tetapi bernilai tidak wajar jika hanya mengeluh saja tanpa berusaha mencari solusinya. Mengeluhlah kepada Allah, karena Dia senang hambanya bersujud, dan memohon pertolongan kepada-Nya. Allah yang memberikan ujian ini, maka hanya Dia-lah yang memiliki jalan keluarnya.


Sabar adalah salah satu jalan untuk keluar dari ujian ini. Percayalah Allah selalu bersama hamba-Nya yang selalu senantiasa bersabar. Tak ada ruginya sabar, karena buah dari kesabaran itu pasti manis. Kalaupun terkesan pahit, anggap saja itu makanan pembuka sebelum yang manis datang. Semua sudah diatur sedemikian hingga oleh-Nya, maka dari itu tidak ada satu hal pun yang sia-sia.


Ikhlas itu kunci gerbang dari ujian ini. Jika kita menjalani semuanya dengan ikhlas dan tawakal, insyAllah semua akan baik-baik saja.


Perlu diingat, "ALLAH ITU TIDAK MEMBERI APA YANG KITA MAU, TAPI ALLAH MENYEDIAKAN SEMUA BAHAN APA YANG KITA BUTUH. JADI TINGGAL BAGAIMANA KITA MENGOLAH BAHAN-BAHAN ITU MENJADI APA YANG KITA MAU."


Semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat untuk orang banyak! ^_^

Demi Apa? Demikian Aku Mencintaimu


Satu - satunya kesalahanku adalah mencintaimu
Kesalahan berlapis yang kusyukuri, karena tak pernah ada penyesalan yang mengikuti. Karena bisa mencintaimu adalah sebuah keajaiban sempurna yang mengakar lekang dalam barisan hari. Hari itu -ketika kita bersama mengucap janji, tunduk teduh pada keakuan hattim detik ini ,dan selamanya, nanti.
Absurd tapi absolut. Begitu mengagumkan kemiripan antara cinta ,dan kegulaan. Dua-duanya serba tak terduga. Rinduku padamu telah membumihanguskan kewarasan, itulah nyatanya. Seperti lilin yang membakar dirinya hingga luluh lantak pada ketiadaan. Menjadi awal seperti sedia kala, senyawa dalam dirinya tanpa api yang berpijar sebagai pengakhirannya.



Aku mencintaimu bukan dalam terang siang. Aku mencintaimu dalam kegelapan, dengan hati sebagai mataku.

Masuklah dalam badai. Setidaknya kita bersama dalam cinta meskipun kepastian masih belum teraba.

Entah sebagai awal atau akhir, aku tetap menginginkanmu sebagai tokoh utama dari setiap inci cerita bahaia ,dan sedihku.

Ini yang tertulis dihatiku, aku mencintaimu. Titik. [tanpa koma]

Di hadapan hatimu aku memilih untuk berserah. Bawalah aku kemana pun cinta menginginkan kita pergi.

Telah kubuka hati untuk mengecap manis-pahit rasamu. Aku bahkan rela menekannya mentah-mentah dalam kesakitanku.

Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu, apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya.

Ini sudah benar-benar dari awal. Aku mencintaimu tanpa tanda tanya.

Pada satu cinta, cerita itu ada. Jika memang begitu seharusnya, kita jalani saja. Bukan semata karena didorong ingin, tapi karena itulah permintaan hati.


[Moammar Emka - Dear You]